Menjalankan misi selama setahun di Mars, kendaraan antariksa
Curiosity berhasil mengungkap fakta-fakta. Fakta baru itu beragam, mulai
dari yang memberikan tanda pernah adanya kehidupan, memaparkan bahaya
hidup di Mars, hingga kemiripan Mars dengan Bumi.
Apa saja fakta-fakta baru yang diungkap Curiosity tersebut? Berikut pemaparannya seperti dirangkum Discovery, Senin (5/8/2013), dan terus diikuti oleh Kompas.com sepanjang misi Curiosity selama setahun terakhir.
Pemandangan Mars Mirip Bumi
Segera
setelah mendarat, Curiosity segera mengirimkan foto-foto pertamanya.
Salah satu yang mengagumkan diambil pada 8 Agustus 2012, menggambarkan
betapa Mars mirip dengan wilayah gurun di Bumi. Melihat foto itu,
mungkin saja ada yang berpikir bahwa pendaratan Mars adalah palsu.
Selain
foto itu, Curiosity lewat akun Twitter-nya yang dikelola pihak Badan
Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga memublikasikan
foto pertama yang dijepret, foto berwarna pertama, dan foto pertama Mars
pada malam hari. NASA mengembangkan panorama 360 derajat Mars.
Simak artikel :
Inilah Foto Pertama Robot Curiosity di Mars
Inilah Foto Pertama Mars pada Malam Hari
Ini Dia Foto Berwarna Pertama Jejak Curiosity di Mars
Batu Jake Mirip Batu di Bumi
Setelah
beberapa minggu berada di Mars, Curiosity mulai menganalisis batu Jake.
Hasil analisis mengungkap bahwa batu Jake memiliki kemiripan dengan
batu di Bumi, terbentuk lewat peristiwa vulkanik serta memiliki mineral
yang juga dimiliki batu di Bumi.
Simak artikel :
Batu "Jake" Mars Serupa Batuan di Bumi
Tanah Mars Sama dengan Tanah di Hawaii
Pada
November 2012, Curiosity telah sampai di wilayah Mars yang disebut
Rocknest. Di wilayah itu, Curiosity menganalisis tanah Mars. Diketahui
kemudian, tanah Mars memiliki komposisi mineral mirip dengan tanah di
Hawaii.
Simak artikel :
Tanah Mars Sama dengan Tanah di Hawaii
Bukti Adanya Air di Mars
Curiosity
mengungkap adanya kerikil Mars yang berbentuk melingkar. Ilmuwan yang
terlibat proyek Curiosity mengatakan, kerikil tersebut merupakan bukti
terkuat adanya air di Mars.
Simak artikel :
Bukti Terkuat Adanya Air di Mars
Mineral Mars
Analisis
pada batu "John Klein" mengungkap bahwa Mars memiliki mineral yang
terbentuk dengan keberadaan air. Batu tersebut mengandung mineral tanah
liat dan sulfat. Diduga, Mars juga pernah punya sumber air minum.
Riset
lain yang dilakukan oleh wahana antariksa Opportunity juga mengungkap
bahwa Mars punya air yang bisa diminum. Opportunity dalam observasi di
Kawah Endeavour menemukan adanya tanda bahwa Mars punya air dengan pH
netral.
Simak artikel :
Mars Diduga Pernah Punya Sumber Air Minum
Adakah Air yang Bisa Diminum di Mars?
Atmosfer Planet Mars
Curiosity
mengungkap bahwa dahulu Mars pernah memiliki atmosfer tebal. Namun,
karena tak mampu mempertahankan gasnya dari radiasi Matahari, atmosfer
planet merah itu perlahan menipis. Hal ini kemudian berpengaruh pada
kemampuan Mars mendukung kehidupan.
Sisi Bahaya Mars
Mars
memang terkonfirmasi punya air. Namun, Mars juga punya senyawa beracun
seperti sulfat yang bila terhirup akan sangat berbahaya, serta
perklorat. Belum lagi, radiasi Matahari di Mars yang sangat berisiko
bagi manusia.
Fenomena Astronomi
Di
samping mengungkap fakta baru, Curiosity juga mengungkap fenomena
astronomi menarik di Mars. Misalnya, Curiosity menangkap citra gerhana
yang muncul karena Phobos menghalangi Matahari serta terbitnya bulan
tersebut.
Tidak Bercanda
Jumat, 19 September 2014
Kamis, 18 September 2014
Fakta Keadaan Alam Semesta Ada Dalam Al-Qur'an
AL QUR'AN DAN ASTRONOMI
Penciptaan Alam Semesta
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:
"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur'an
ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini.
Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan
alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada
sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan
alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari
suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.
Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan
satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai
asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang
disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi,
energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan
secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini,
yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita
dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit
ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil
menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan
bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah
bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Pemisahan Langit dan Bumi
Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah. |
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?" (Al Qur'an, 21:30)
Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai
"suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang
membentuk suatu kesatuan.
Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah
terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul
menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari
"ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah
salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan
pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek
dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama
lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa
Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi
di alam semesta.
Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk
"langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung
dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini.
Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat,
sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa"
(terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan
tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut
dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya
benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi,
penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Garis Edar
Tatkala
merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan
bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di
dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al
Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini
telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut
perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan
luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega
dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari
bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari.
Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi
matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang
di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana
komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di
atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah
ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak
mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan
benda-benda langit lainnya.
|
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta
yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar
bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet
ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis
peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan
tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam
keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain.
Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar
yang ditetapkan baginya.
Semua benda
langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan
bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing.
Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat
teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna
ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
|
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki
oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan
luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana.
Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini
memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan,
telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa
satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an
diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun
teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan
kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern.
Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah
bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana
dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara
terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu:
karena Al Qur'an adalah firman Allah.
Mengembangnya Alam Semesta
Edwin Hubble dengan teleskop besarnya. |
Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di
saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta
digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat
ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar
angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan
dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa
alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang
kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup. |
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang
umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta
bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun,
penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan
teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya
memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander
Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis
menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan
mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data
pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop,
Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa
bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah
alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu
sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus
"mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya
memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini
diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya.
Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan
Pengatur keseluruhan alam semesta.
Bentuk Bulat Planet Bumi
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al
Qur'an, 39:5)
Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk
menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab
yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah
"takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk
menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang
lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang
siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan
yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi
berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah
diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi
yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu
memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk
bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan
pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi
yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al
Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata
yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.
Atap yang Terpelihara
Gambar ini memperlihatkan sejumlah meteor yang hendak menumbuk bumi. Benda-benda langit yang berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Tapi Allah, Pencipta Maha Sempurna, telah menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung istimewa ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir. |
Dalam Al Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap
yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda
(kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Qur'an, 21:32)
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.
Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat
penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah
meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir
mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang
angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya
membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, -
seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio.
Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet
tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi
fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup.
Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari
ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan
penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.
Kebanyakan manusia yang memandang ke arah langit tidak pernah berpikir tentang fungsi atmosfir sebagai pelindung. Hampir tak pernah terlintas dalam benak mereka tentang apa jadinya bumi ini jika atmosfir tidak ada. Foto di atas adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan aman. Ini sudah pasti perlindungan yang Allah berikan bagi manusia, dan sebuah keajaiban yang dinyatakan dalam Al Qur'an. |
Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti
sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku
ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah
nol.
Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari
pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan
yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan
sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita.
Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan
bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja
sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan
api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan
menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara
planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas
unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan
magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung
berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi
dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan
takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu
lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi
kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi.
Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan
pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang
hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from
Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe,
Pasadena, CA.)
Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api
saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100
milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima
puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum
magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di
atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai
2.500 derajat celcius.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja
jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya
dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru
mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah
diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi
sebagai lapisan pelindung.
Energi yang dipancarkan oleh sebuah letusan pada Matahari sungguh amat dahsyat sehingga sulit dibayangkan akal manusia: Letusan tunggal pada matahari setara dengan ledakan 100 juta bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima. Bumi terlindungi dari pengaruh merusak akibat pancaran energi ini. | The magnetosphere layer, formed by the magnetic field of the Earth, serves as a shield protecting the earth from celestial bodies, harmful cosmic rays and particles. In the above picture, this magnetosphere layer, which is also named Van Allen Belts, is seen. These belts at thousands of kilometres above the earth protect the living things on the Earth from the fatal energy that would otherwise reach it from space. |
Langit yang Mengembalikan
Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.
"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)
Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan"
dalam terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau
"mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi
bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran
penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan
ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka
terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang,
marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari
lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas
permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi
menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai
hujan.
Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan
radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa
dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang
radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti
satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa
kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup
jauh.
Lapisan magnet memantulkan kembali
partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan
bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat
ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan
berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa
Al Qur'an adalah firman Allah.
Ilmu Astronomi di dalam Al-Quran
Astronomi secara umumnya adalah ilmu berkenaan kaji bintang. Ilmu ini merangkumi pemerhatian mahupun penjelasan berkaitan perkara yang berlaku di luar bumi dan atmosfera bumi. Ilmu astronomi boleh juga diertikan dengan ilmu falak.
Mengikut Dictionary of Astronomy (Illingworth, 1979) maksud astronomi ialah kajian cerapan dan teoretis mengenai objek-objek samawi, ruang-ruang di antaranya dan tentang alam semesta secara keseluruhannya. Di bawahnya, secara tradisi, ialah astrometri (atau astronomi posisi) dan mekanik samawi. Ilmu falak pula secara tradisi, lebih tertumpu kepada astrometri iaitu kajian tentang posisi objek samawi di atas sfera samawi dan pergerakannya dengan perjalanan masa. Perkembangan ilmu astronomi seharusnya sejajar dengan perkembangan ilmu falak kerana maksud dan permulaan keduanya hampir sama[1].
Kepelbagaian langit dan bumi
“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?”
[Qaaf:6]
Langit dijadikan tanpa tiang yang menyangga
“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
[Ar-Ra’d:2]
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”
[Luqman:10]
“Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”
[An-Nazi’at:28]
“Dan Allah Telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan).”
[Ar-Rahmaan:7]
Keseimbangan dan kejadian yang mengagumkan
“Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
[Al-Mu’minuun:86-88]
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”
[Ar-Rahmaan:5]
Tujuan pergerakan matahari dan bulan
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
[Al-An’am:96]
Tujuan kejadian bintang
“Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya kami Telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang Mengetahui.”
[Al-An’am:97]
Allah menegaskan timbulnya rasa takut dalam diri manusia apabila meneliti kejadian langit dan bumi
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[1258] yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
[Faathir:28]
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
[Ar-Ruum:23]
Pergerakan benda samawi yang teratur
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[1267]. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[1267] Maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, Kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, Kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
[Yaasiin:38-40]
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[669]. dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.”
[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
[Yunus:5-6]
Sifat matahari dan bulan
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.”
[Al-Furqaan:61]
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”
[Nuh:15-16]
Sistem matahari dan pergerakannya
“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
[Al-Anbiyaa’:33]
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[Yaasiin:40]
Semua benda samawi tertakluk di bawah penguasaan Allah Taala
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
[548] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[Al-A’raaff:54]
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Luqman:29]
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[Az-Zumar:5]
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.”
[Yaasiin :37]
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
[Al-An’am:59]
“ Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?"
[Al-Hujuraat:16]
Jarak ruang angkasa yang amat luas
“Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, Maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)".
[Az-Zukhruf:38]
“Maka Aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur dan barat, Sesungguhnya kami benar-benar Maha Kuasa.”
[Al-Ma’aarij:40]
“Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya[1442]”
[1442] dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin.
[Ar-Rahmaan:17]
Kemungkinan manusia untuk menakluk dan melampaui batas-batas alam
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
[Ar-Rahmaan:33]
Kepelbagaian dan kejadian ilmu astronomi yang disebutkan di dalam al-Quran ini adalah manifestasi kepada kekuasaan serta keagungan Yang Maha Mencipta. Al-Quran bukanlah kitab astronomi. Kerana itulah kewujudan bintang-bintang hanya diceritakan secara umum dan tidak diceritakan secara khusus tempat atau kedudukan bintang tersebut. Fakta-fakta astronomi dihuraikan di dalam Al-Quran dengan cara yang tersendiri agar manusia lebih memahami tanda-tanda kebesaranNya.
Astronomi secara umumnya adalah ilmu berkenaan kaji bintang. Ilmu ini merangkumi pemerhatian mahupun penjelasan berkaitan perkara yang berlaku di luar bumi dan atmosfera bumi. Ilmu astronomi boleh juga diertikan dengan ilmu falak.
Mengikut Dictionary of Astronomy (Illingworth, 1979) maksud astronomi ialah kajian cerapan dan teoretis mengenai objek-objek samawi, ruang-ruang di antaranya dan tentang alam semesta secara keseluruhannya. Di bawahnya, secara tradisi, ialah astrometri (atau astronomi posisi) dan mekanik samawi. Ilmu falak pula secara tradisi, lebih tertumpu kepada astrometri iaitu kajian tentang posisi objek samawi di atas sfera samawi dan pergerakannya dengan perjalanan masa. Perkembangan ilmu astronomi seharusnya sejajar dengan perkembangan ilmu falak kerana maksud dan permulaan keduanya hampir sama[1].
Kepelbagaian langit dan bumi
“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?”
[Qaaf:6]
Langit dijadikan tanpa tiang yang menyangga
“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
[Ar-Ra’d:2]
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”
[Luqman:10]
“Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”
[An-Nazi’at:28]
“Dan Allah Telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan).”
[Ar-Rahmaan:7]
Keseimbangan dan kejadian yang mengagumkan
“Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
[Al-Mu’minuun:86-88]
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”
[Ar-Rahmaan:5]
Tujuan pergerakan matahari dan bulan
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
[Al-An’am:96]
Tujuan kejadian bintang
“Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya kami Telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang Mengetahui.”
[Al-An’am:97]
Allah menegaskan timbulnya rasa takut dalam diri manusia apabila meneliti kejadian langit dan bumi
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[1258] yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
[Faathir:28]
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
[Ar-Ruum:23]
Pergerakan benda samawi yang teratur
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[1267]. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[1267] Maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, Kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, Kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
[Yaasiin:38-40]
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[669]. dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.”
[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
[Yunus:5-6]
Sifat matahari dan bulan
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.”
[Al-Furqaan:61]
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”
[Nuh:15-16]
Sistem matahari dan pergerakannya
“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
[Al-Anbiyaa’:33]
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[Yaasiin:40]
Semua benda samawi tertakluk di bawah penguasaan Allah Taala
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
[548] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[Al-A’raaff:54]
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Luqman:29]
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[Az-Zumar:5]
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.”
[Yaasiin :37]
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
[Al-An’am:59]
“ Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?"
[Al-Hujuraat:16]
Jarak ruang angkasa yang amat luas
“Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, Maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)".
[Az-Zukhruf:38]
“Maka Aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur dan barat, Sesungguhnya kami benar-benar Maha Kuasa.”
[Al-Ma’aarij:40]
“Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya[1442]”
[1442] dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin.
[Ar-Rahmaan:17]
Kemungkinan manusia untuk menakluk dan melampaui batas-batas alam
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
[Ar-Rahmaan:33]
Kepelbagaian dan kejadian ilmu astronomi yang disebutkan di dalam al-Quran ini adalah manifestasi kepada kekuasaan serta keagungan Yang Maha Mencipta. Al-Quran bukanlah kitab astronomi. Kerana itulah kewujudan bintang-bintang hanya diceritakan secara umum dan tidak diceritakan secara khusus tempat atau kedudukan bintang tersebut. Fakta-fakta astronomi dihuraikan di dalam Al-Quran dengan cara yang tersendiri agar manusia lebih memahami tanda-tanda kebesaranNya.
Langganan:
Postingan (Atom)